Monday, March 1, 2010

URGENSI KADERISASI DALAM ISLAM

Bismillahhirrahmaanirrahiiim

Dalam sebuah kisah diterangkan seorang kakek yang sudah tua renta menanam sebuah pohon kurma. Kebetulan pada saat itu seorang raja lewat dan melihat kakek yang sedang menanam tersebut. Dengan rasa penasaran sang raja bertanya kepada si kakek tentang alasan atau motivasi menanam pohon tersebut. Sang raja bertanya seperti itu karena semua orang sudah tahu bahwa pohon kurma tidak akan berbuah kecuali setelah beberapa tahun sehingga mana mungkin kakek itu menanam pohon kurma untuk dipetik oleh dirinya sendiri. Ternyata benar, ketika ditanya si kakek menjawab dengan bijak, "Dulu orang-orang sebelum kita menanam pohon kurma sehingga buahnya dapat kita nikmati sekarang, apakah tidak ada keinginan dalam diri kita untuk mengikuti jejak mereka dengan menanam pohon kurma saat ini supaya generasi setelah kita dapat menikmati buah kurma dari pohon yang kita tanam?"


Sekilas memang kisah di atas tidak ada kaitannya dengan judul yang saya buat. Namun, jika kita perhatikan jawaban si kakek tadi ternyata ia menaruh perhatian yang besar terhadap generasi setelah dirinya (meskipun hanya sebatas) supaya tetap dapat mencicipi buah kurma di masa yang akan datang. Dari kisah tersebut kita dapat mentafsirkan lebih luas lagi.

Di dalam Al Qur'an surat Maryam: 59 Allah SWT berfirmam: "Akan datang generasi setelah mereka (para nabi) suatu generasi 'khalfun' yang menyia-nyiakan shalat dan mengikuti hawa nafsunya, kelak mereka akan menemui kesesatan (di akhirat)."

Generasi dalam bahasa arab ada dua sebutan 'khalafun' (difathah lam) dan 'khalfun' (disukun lam). khalafun bermakna generasi yang baik dan khalfun sebaliknya yaitu generasi yang buruk. Generasi yang buruk ini memiliki katakteristik:

a. Menyia-nyiakan shalat, dalam beberapa kitab tafsir diterangkan bahwa menyia-nyiakan shalat di sini pertama berupa meninggalkan shalat yang jelas sudah termasuk kategori kafir 'amali bagi pelakunya. Kedua, menyia-nyiakan shalat dalam bentuk melalaikan dalam waktu pelaksanaannya. Shalat merupakan amalan yang pertama kali akan dihisab oleh Allah di hari penghisaban nanti yang akan menentukan kualitas amalan yang lainnya. Artinya jika shalat seseorang beres dan benar maka beres pula seluruh amalnya sebaliknya jika shalatnya rusak maka rusak pula seluruh amalnya. Shalat merupakan tihang agama yang benar-benar perlu kita perhatikan dan kita jaga. Mari kita perhatikan lingkungan di sekitar kita, berapa banyak orang muslim yang masih melalaikan shalatnya termasuk mungkin teman atau bahkan keluarga kita sendiri. Di sinilah kewajiban kita untuk mengingatkan mereka supaya kita tidak termasuk orang-orang yang merugi (QS Al Ashr:1-3)

b. Mengikuti hawa nafsu, terdapat tiga jenis nafsu yang ada pada manusia: nafsu sayyi'ah, nafsu lawwamah dan nafsu muthmainnah. Nafsu sayyiah inilah yang dimaksud oleh ayat ini yaitu nafsu yang senantiasa memerintahkan kepada kemaksiatan. Apabila manusia senantiasa selalu mengikuti dorongan nafsu ini maka maka ia tidak jauh berbeda dengan hewan bahkan lebih sesat daripada hewan. Freesex, drugs, hedonisme, bahasa binatang, dan bentuk degradasi akhlak yang lainnya telah mencengkram kehidupan para remaja yang notabene merupakan iron stock bagi bangsa ini.

Dapat kita bayangkan kehidupan bangsa ini kedepannya seperti apa jika ternyata karakteristik generasi khalfun telah ada dan melekat pada pribadi-pribadi remaja saat ini. Di sinilah peranan pendidikan sangat penting untuk menciptakan dan membentuk kader-kader pemuda yang akan memimpin bangsa ini dengan menyandang generasi khalafun bukan khalfun. Pendidikanlah yang akan membentuk manusia menjadi manusia.

Dalam surat Luqman: 13-19 di sana diterangkan bahwa pendidikan setidaknya harus menekankan terhadap empat aspek sehingga dapat membentuk manusia yang sempurna baik dalam IQ,EQ, dan SQ. Empat aspek tersebut adalah:
1) Spiritual, didikan pertama kali dan mendasar yang diberikan kepada anaknya adalah "yaa bunayya laa tusyrik billaah innasy syirka lazhulmun 'azhiim" "Wahai anakku janganlah kau berbuat syirik kepada Allah sesunggugnya syirik merupakan perbuatan zhalim yang besar". Spiritual yakni tauhid merupakan pondasi penting sebelum peserta didik mendapatkan ilmu yang lain. Tauhid sebagai akar yang sudah tertanam dengan kuat maka pohon dan cabang-cabangnya akan berdiri kokoh tidak akan goyah serta akan mengasilkan buah amal shaleh yang berkualitas setiap saat (QS Ibrahim: 24-25)

2) Moral, ibu kita yang telah mengandung kita dengan susah payah selama 9 bulan dan kedua orang tua kita yan mengurus kita sampai benar-benar menjadi manusia. Semua jasa mereka harus kita balas dengan berbakti kepada mereka sebagai wujud syukur dan cerminan dari moral atau akhlaq terpuji. Serta dalam pendidikan harus ditanamkan sifat kejujuran.

3) Ritual keshalehan atau ibadah, shalat serta amar ma'ruf dan nahyu munkar merupakan bukti nyata dari kesholehan pribadi dan sosial.

4) Etika sosial, selanjutnya Luqman mengajarkan kepada anaknya supaya tidak memandang rendah terhadap sesama manusia dan tidak sombong serta dapat berkomunikasi dengan efektik sebagai wujud pendidikan sosial. Persamaan derajat dan martabat bahwa hanya ketaqwaan yang membedakan kita di hadapan Allah dengan orang lain perlu dipupuk pada hati peserta didik.

Terakhir, kita saat ini sebagai seorang mukmin yang hidup pada generasi ini mempunyaai tanggung jawab yang besar untuk menciptakan generasi terbaik. Sehingga Islam dan amal shaleh yang kita lakukan saat ini dapat terwariskan dan terus diamalkan oleh generasi setelah kita serta pahalanya menjadi jariyah bagi kita. Jangan sampai Islam ke depan menjadi hancur hanya karena kita melepaskan diri dari tanggung jawab kita untuk mengkader generasi muslim saat ini. (QSAn Nisaa: 9)
wallah a'lam bish shawab

No comments:

Post a Comment